Sabtu, 03 November 2012

Rute Pendakian Gunung Bawakaraeng

Rute pendakian


Gunung dengan ketinggian 2830 mdpl dengan letak geografis pada 119° 56 ‘40″ BT ; 05°19′ 01″ LS ; dan berada dalam wilayah administratif Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Jaraknya sekitar 75 km dari Kota Makassar dan menjadi gunung favorit bagi pendaki di Kota Makassar dan sekitarnya. Gunung ini bisa dicapai dari kabupaten Gowa, yang berbatasan dengan Kota Makassar, bisa juga ditempuh melalui Kabupaten Sinjai, hanya saja jalur lewat Kabupaten Sinjai jarang digunakan. Rute yg paling sering digunakan adalah melalui Kabupaten Gowa. Kalau pendaki berasal dari Sulawesi - Selatan atau dari Luar pulau sulawesi, naik angkutan Kota menuju ke Terminal Gowa, atau bisa juga Turun di perempatan Sunggu Minasa, Jalan arah ke Malino. Dari sini, Naik Angkutan Pedesaan jurusan Malino, waktu tempuh kurang lebih 2-3 jam perjalanan. Biasanya Sopir angkutan sudah hafal, kalau ada pendaki yg akan mendaki Bawakaraeng, Sopir Angkutan akan mengantar sampai ke Desa lembanna. Desa terakhir di kaki gunung Bawakaraeng. Tarif per Orang Rp. 20.000. Biasanya banyak pendaki bermalam terlebih dahulu di Desa lembanna, yg punya ketinggian 1400 Mdpl, baru keesokan paginya pendakian dimulai. Atau bisa juga melakukan pendakian pada Malam hari.

Tahapan rute Pendakian
  • Lembanna', Kaki Gunung Bawakaraeng.
    Pendakian dimulai dari Desa Lembanna, medannya berupa perkebunan penduduk lalu mulai masuk pintu Hutan Pinus dan untuk mencapai Pos I dibutuhkan waktu kurang lebih 1 jam perjalanan.
  • Dari Pos I yang ketinggian mencapai 1650 mdpl, pendakian terus landai hingga mencapai Pos II, diperlukan waktu tak lebih dari 1 jam perjalanan, disini tersedia mata air yg mengalir. Perjalanan belum terlalu mendaki, masih landai dan mulai masuk vegetasi hutan khas sulawesi, waktu tempuh tak berbeda dengan dari Pos I ke Pos II, di pos III juga tersedia mata air dan bisa mendirikan Tenda.
  • Pos IV dapat ditempuh dalam waktu lebih dari 1 Jam perjalanan dan perjalanan di lanjut hingga Pos V, di pos ini terdapat mata air, hanya saja lumayan jauh. Biasanya Pos V digunakan untuk camp.
  • Pos V Gn. Bawakaraeng.
    Dari Pos V, perjalanan mulai mendaki dan sepanjang perjalanan akan melewati Pohon-pohon yg tumbang karena dari Pos V - VI, hutannya habis terbakar, kalau mendaki malam hari sebaiknya berhati-hati, karena disini biasanya pendaki sering tersasar, karena jalur tak begitu terlihat.
  •  Ketika tiba di Pos VI, perjalanan masih melalui hutan yang lumayan lebat, perjalanan terus melandai dan mulai mendaki dan hutan mulai menghilang berganti vegetasi hutan yg berbeda dan setelah 2 jam perjalanan, akan tiba di Pos VII, yg punya ketinggian 2710 mdpl. Di Pos VII pemandangan sangat indah dan lumayan terbuka. Di pos VII inilah yang sering terjadi badai.
  • Pos VII Gn. Bawakaraeng
    Dari Pos VII menuju Pos VIII, jalur mulai naik turun, setelah melewati 2 bukit yg punya ketinggian rata-rata 2700 mdpl, jalur akan menurun dan Tiba di Pos VIII, disini tersedia mata air, dan biasanya pendaki bermalam disini baru keesokan paginya menuju puncak Bawakaraeng. Pemandangan rumput savana dan puncak bawakaraeng terlihat dari pos VIII ini, suhu pada malam hari dapat mencapai antara 8-10 derajat celcius.
  • Dari Pos VIII menuju Pos IX, rute yang dilalui berupa jalan menanjak melewati vegetasi hutan basah dan lebat. Ditengah perjalanan menuju Pos IX kita dapat melihat daerah pasca longsor tahun 2004 silam.
     
    Tampak daerah pasca longsor Gn. Bawakaraeng
    Telaga Bidadari Pos VIII Gn. Bawakaraeng
  • Pos IX Gn. Bawakaraeng
    Pos IX merupakan daerah yang cukup luas dapat menampung sekitar 3 - 4 tenda dan terdapat sumber mata air sehingga cocok dijadikan tempat istirahat/camp sebelum menuju puncak pada keesokan paginya.



  • Pos X merupakan pos terakhir sebelum menuju puncak Gunung Bawakaraeng. Rute yang dilalui cukup menanjak. Di Pos ini juga terdapat lokasi camp tetapi tidak terdapat sumber mata air yang mengalir, hanya terdapat berupa sumur kecil yang menampung air hujan. Sebaiknya sebelum menuju puncak perhatikan kondisi alam di puncak, terkadang angin bertiup lumayan kencang.
    Tugu Triangulasi Gn. Bawakaraeng (2830 mdpl)



    Puncak Gn. Bawakaraeng Tampak dari kejauhan
Puncak Bawakaraeng
Ketika tiba dipuncak Bawakaraeng, pemandangan di puncak ini termasuk yg paling bagus di sulawesi, tak heran setiap minggu gunung ini ramai didaki oleh para pendaki yg umumnya datang dari Sulawesi selatan, juga dari propinsi lainnya.
Terdapat Sumur yg dikeramatkan oleh masyarakat, biasanya mereka mengambil air dari sumur tersebut untuk di bawa pulang, juga terdapat batu yang biasa digunakan sebagai media bagi para peziarah masyarakat lokal.

Perijinan
Tidak ada Biaya perijinan untuk mendaki gunung ini, biasanya Pendaki hanya meminta ijin kepada RT/RW setempat atau sekedar melapor kepada warga setempat.

Berawal dari sebuah Ekspedisi

Pencinta Alam Recht Faculteit Universitas Hasanuddin (CAREFA UNHAS) secara de facto dinyatakan berdiri pada tanggal 24 Mei 1995, namun pada tahun-tahun sebelumnnya para pencetus dan pendiri CAREFA UNHAS sudah terlebih dahulu melakukan perjalanan-perjalanan berupa pendakian ke beberapa gunung yang dilakukan dengan tujuan sekedar berjalan-jalan dan mencoba melahirkan suatu ikatan persaudaraan dan kebersamaan terlebih dahulu sesama rekan-rekan mahasiswa Fakultas Hukum Unhas yang memiliki hoby dan kegemaran yang sama.
Tak lepas dari kegiatan tersebut, ada juga beberapa rekan yang berasal dari Pencinta Alam di luar lingkungan Fakultas Hukum Unhas yang sering melakukan kegiatan bersama dengan rekan-rekan pendiri CAREFA UNHAS, diantaranya dari NICIP Makassar, serta orang-orang yang tidak secara resmi berada dalam sebuah organisasi. Dari kegiatan-kegiatan itulah kemudian muncul sebuah ide untuk membentuk suatu lembaga yang kedepan akan mewadahi minat dan bakat kepetualangan mahasiswa Fakultas Hukum Unhas. kemudian melalui bantuan beberapa teman dari organisasi lain, sejak tahun 1992, maka perlahan-lahan komunitas ini berkembang dalam lingkungan Fakultas Hukum Unhas dengan nama CAREFA UNHAS, meskipun pada saat itu organisasi tersebut belum secara legal berada di bawah naungan Keluarga Mahasiswa Fakultas Hukum UNHAS. Dari beberapa kegiatan pendakian, termasuk kegiatan Ekspedisi Jawa, Bali, Lombok, para pendiri yang yang terdiri dari Abd. Jalil, Muliadi, Mukhsin Q, Abd. Halik, Haeril dan Adnan, kemudian mencetuskan berdirinya CAREFA UNHAS, dengan melakukan deklarasi di puncak Gunung Rinjani, dan pada saat itulah secara de jure CAREFA UNHAS dinyatakan sebagai wadah Organisasi pencinta alam di lingkungan Fakultas Hukum UNHAS. Setelah kembali dari Ekspedisi Jawa, Bali, Lombok, para penggagas tersebut kemudian membentuk susunan pengurus dan yang menjadi ketua pada saat itu adalah Abd. Jalil. (Angk. 92). Perkembangan dan perubahan yang dialami oleh Organisasi CAREFA ini cukup memuaskan karena banyaknya minat dari mahasiswa terhadap kegiatan alam bebas ini. Pada Tahun 1995 diadakan Operasi Bersih Gunung I di Gunung Bawakaraeng, yang diikuti sekitar 40 orang yang kemudian sebagian diantaranya tetap eksis dan di lantik menjadi Anggota CAREFA angkatan I. Setelah kegiatan itu CAREFA UNHAS kemudian dinyatakan sah sebagai organisasi yang berada di bawah naungan Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin dengan diterbitkannya Surat Keputusan Rektor Universitas Hasanuddin.

Jumat, 02 November 2012

Sejarah CAREFA UNHAS


UKM Pencinta Alam Recht Faculteit Universitas Hasanuddin atau lebih sering disebut CAREFA UNHAS, berdiri secara de facto pada tahun 1992. Awal mulanya hanya sekedar munculnya keinginan dari beberapa Mahasiswa yang mempunyai hobi yang sama, yaitu senang berpetualang untuk mendirikan suatu wadah sebagai tempat menyalurkan hobi dan juga sebagai tempat menyatukan aspirasi, saling bertukar pikiran maupun berbagi pengalaman.
Seiring berjalannya waktu terbentuklah nama CAREFA yang merupakan singkatan dari Pencinta Alam Recht Faculteit, yang secara de jure berdiri pada tanggal 24 Mei 1995 dan mendapatkan pengakuan dari Universitas Hasanuddin dengan diterbitkannya Surat Keputusan dari Universitas Hasanuddin. Pada tahun yang sama, para anggota dari CAREFA UNHAS melakukan Ekspedisi yang pertama kali yang bernama Ekspedisi JABALO I (Jawa, Bali, Lombok) yaitu, Gunung Semeru, Gunung Agung, dan Gunung Rinjani dan juga melakukan Operasi Bersih Gunung yang pertama berlokasi di Lembanna, Gunung Bawakaraeng sekaligus merupakan perekrutan Anggota pertama (DIKSAR I).

Para pendiri Organisasi CAREFA, adalah :
·           Abdul Jalil, S.H.
·           Abdul Halik, S.H.
·           Hairil, S.H.
·           Adnan, S.H.
·           M. Irfan, S.H.

Adapun para penggagas antara lain :
·           Mukhsin Qadarsih, S.H.
·           Ahmad Mulyadi, S.H.
·           Naswar Bohari, S.H, M.H.

Para Dewan Pendiri tersebut yang kemudian telah memperjuangkan berdirinya Organisasi CAREFA di Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin, yang hanya berawal dari sebuah ide dan penyaluran hobi sampai kemudian terealisasikan dan berkembang hingga sejauh ini dengan sangat baik dan dapat bertahan hingga saat ini.
Adapun nama-nama yang pernah menjabat sebagai Ketua CAREFA UNHAS, antara lain :
Ketua I      : Abdul Jalil, S.H.                             (Periode 1995 - 1996)
Ketua II     : Arfan, S.H.                                      (Periode 1996 - 1997)
Ketua III    : M. Amril Silenang, S.H.                (Periode 1997 - 1999)
Ketua IV   : Ilham, S.H.                                      (Periode 1999 - 2000)
Ketua V     : A. Baso Amirullah, S.H.                (Periode 2000 - 2002)
Ketua VI    : Firman Prasetyo, S.H.                   (Periode 2002 - 2003)
Ketua VII   : Rahman, S.H.                                 (Periode 2003 - 2004)
Ketua VIII  : Hasbuddin, S.H.                            (Periode 2004 - 2005)
Ketua IX    : Chandra Wardana, S.H.               (Periode 2005 - 2007)
Ketua X     : Rachmat Andhika, S.H.                (Periode 2007 - 2008)
Ketua XI    : Aprilyanto N. Bandaso S.H.         (Periode 2008 - 2009)
Ketua XII   : Andi Anugrah                                 (Periode 2009 - 2010)
Ketua XIII  : Esfandyari, S.H.                             (Periode 2010 - 2011)
Ketua XIV : Rahmad Hidayat, S.H.                  (Periode 2011 - 2012)
Ketua XV  : M. Firman Indra W                         (Periode 2012 - Sekarang)

 
Powered by Blogger | Printable Coupons